Sabtu, 15 Februari 2014

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium



PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah sekumpulan gejala yang timbul, karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus menerus dalam jangka waktu cukup lama. GAKY mempunyai dampak serius terhadap kesehatan manusia, Di antaranya: gondok, kretin (cebol), keguguran pada ibu hamil, lahir mati dan cacat bawaan pada janin, serta keterbelakangan mental pada anak dan remaja.
Masalah GAKY erat kaitannya dengan kekurangan konsumsi pangan, namun kekurangan konsumsi pangan bukanlah satu-satunya penyebab GAKY. Meskipun  Kehidupan manusia tak dapat dipisahkan dari masalah kekurangan konsumsi pangan, namun ada hal lain yang sangat berpengaruh terhadap kejadian GAKY yaitu kurangnya pengetahuan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan yodium yang dapat menyebebkan GAKY.
Selain upaya peningkatan status gizi yang merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas hidup dan produktivitas kerja, hal lain yang harus ditingkatkan adalah pengetahuan Sumber Daya Manusia (SDM) itu sendiri. Jika pengetahuan tentang yodium dan garam yang beryodium dimiliki setiap orang maka lebih berpotensi adanya upaya peningkatan status gizi. Dengan kata lain, peningkatan pengetahuan SDM akan sebanding dengan peningkatan status gizi, namun tentu saja hal tersebut membutuhkan kerja sama dari semua pihak yang terkait.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium  ?
2.      Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ?
3.      Apa saja dampak yang timbul akibat kekurangan yodium ?
4.      Bagaimana penanganan yang baik dan benar untuk memecahkan masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium ?
C.     Tujuan
1.      Memberikan informasi pengetahuan terkait Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
2.      Memberikan informasi tentang faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
3.      Memberikan informasi mengenai dampak apa saja yang akan timbul akibat kekurangan yodium
4.      Memberikan informasi tentang bagaimana penanganan yang baik dan benar untuk memecahkan masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium

PEMBAHASAN
A.    Definisi
Yodium merupakan unsur kimia bukan logam, biasanya berbentuk kristal. Yodium diperlukan tubuh dalam pembentukan hormon tiroksin untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan mulai dari janin sampai dewasa.
Yodium yang berasal dari makanan dan minuman setelah dicerna di saluran pencernaan akan masuk ke dalam aliran darah dan segera diterima oleh kelenjar tiroid yaitu adalah suatu kelenjar yang agak besar yang terdapat di leher depan bagian bawah. Di kelenjar tiroid yodium diubah menjadi tiroksin dan triyodotironin. Tiroksin dan triyodotironin adalah hormon yang mengatur semua aktivitas berbagai organ tubuh, mengontrol cepatnya pertumbuhan tubuh seseorang, membantu proses metabolisme, bahkan menentukan berapa lama seseorang bertahan untuk hidup.
Garam beryodium adalah garam yang mengandung yodium yang  digunakan sebagai konsumsi dan memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), yakni mengandung 30 - 80 ppm yodium. Kebutuhan yodium perhari sekitar 1-2 mikrogram per kg berat badan. Jadi, setiap orang dianjurkan  mengonsumsi garam beryodium sekitar enam gram dalam atau satu sendok teh setiap hari. Kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 mikrogram/ hari untuk anak sampai umur 10 tahun dan 150 mikrogram/ hari untuk orang dewasa. Untuk wanita hamil dan menyusui dianjurkan tambahan masing-masing 25 mikrogram dan 50 mikrogram/ hari.
Adapun kecukupan iodium yang dianjurkan untuk orang Indonesia antara lain : 
1.      Bayi (12 bulan pertama) 50 mikrogram/hari
2.       Anak (usia 2-6 tahun) 90 mikrogram/hari
3.      Anak usia sekolah (usia 7-12 tahun) 120 mikrogram/hari
4.       Dewasa (diatas usia 12 tahun) 150 mikrogram/hari
5.       Ibu hamil 175 mikrogram/hari
6.       Ibu menyusui 200 mikrogram/hari
Yodium pertama kali mulai ditambahkan ke dalam garam pada sekitar tahun 1920-an. Hal ini dilakukan sebagai respon terhadap fakta bahwa banyak daerah dimana orang tidak mendapatkan cukup asupan yodium dalam makanan mereka. Saat itu, sekitar 90% orang yang menderita gondok diakibatkan karena kurangnya yodium dalam makanan mereka.
Solusi sederhana untuk masalah ini adalah dengan menambahkan yodium pada sesuatu yang cukup banyak dikonsumsi oleh semua orang secara teratur, yaitu garam. Hal ini merupakan praktek yang disalin dari Swiss yang menambahkan yodium pada garam untuk alasan yang sama yang kemudian diadopsi oleh banyak negara di dunia.
Gaky adalah sekumpulan gejala yang timbul karena tubuh seseorang kekurangan unsur yodium secara terus menerus dalam jangka waktu cukup lama. Gaky dapat menyerang siapa saja baik perempuan, pria, anak-anak, dewasa maupun orangtua yang tinggal di daerah kekurangan yodium atau yang mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung yodium.
B.     Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Gaky
1.      Fakor geografis
Sebelum kebutuhan yodium didapatkan dari garam yang beryodium, yodium secara alami terkandung dalam makanan yang berasal dari laut. Sehingga tempat tinggal setiap orang (dekat pesisir pantai atau pegunungan) sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumsi yodium orang tersebut. Masyarakat yang tinggal di sekitar pesisir pantai dengan mudah dapat memenuhi kebutuhan konsumsi yodium bahkan masyarakat tersebut dapat mengalami kelebihan konsumsi yodium. Sebaliknya, untuk masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan akan kesulitan memenuhi konsumsi yodium karena tidak mudah memperoleh bahan makanan yang mengandung yodium.
Namun masyarakat yang tinggal jauh dari pesisir pantai tetap dapat memenuhi kebutuhan konsumsi yodiumnya jika mereka memperoleh bahan makanan dari luar daerah. Bahkan dengan penggunaan garam beryodium seperti sekarang masalah Gaky yang berkaitan dengan letak geografis semakin berkurang.
2.      Kualitas kandungan yodium dalam bahan makanan (garam)
a.       Jumlah kandungan yodium dalam garam
Sejak hampir dari seluruh dunia menggunakan garam sebagai media untuk mempermudah masyarakat mendapatkan konsumsi protein yang cukup masalah Gaky pun semakin berkurang, namun kebanyakan masyarakt hanya menggunakan garam beryodium tersebut tanpa mengetahui berapa jumlah garam beryodium yang dianjurkan dan apakah setiap garam yang berlabel ‘beryodium’ mengandung yodium sesuai ketentuan. Hal tersebut dapat mengakibatkan defisiensi dan iodium excess tanpa diketahui konsumen itu sendiri sebab sebenarnya masalah yang dialami tersebut.
Untuk menghindari hal tersebut masyarakat dapat menguji kandungan yodium dalam garam dengan menggunakan iodin test atau menggunakan cara tradisional yaitu dengan menggunakan parutan singkong dan jeruk nipis atau cuka.
b.      Cara penyimpanan garam beryodium
Meskipun jumlah yodium dalam garam sesuai dengan yang dianjurkan namun yodium tersebut akan rusak atau berkurang jika cara penyimpanannya tidak benar, diantaranya; disimpan terlalu lama, tidak menutup wadah penyimpanan dengan rapat, dan terkena sinar matahari langsung atau panas api.
3.    Faktor Bahan Pangan Goiterogenik
Kekurangan iodium merupakan penyebab utama terjadinya gondok, namun tidak dapat dipungkiri bahwa faktor lain juga ikut berperan.  Salah satunya  adalah bahan pangan yang bersifat goiterogenik (Djokomoeldjanto, 1974).   Williams (1974) dari hasil risetnya mengatakan bahwa zat goiterogenik dalam bahan makanan yang dimakan setiap hari  akan menyebabkan zat iodium dalam tubuh tidak berguna, karena zat goiterogenik tersebut merintangi absorbsi dan metabolisme mineral iodium yang telah masuk ke dalam tubuh.
Giterogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat iodium oleh kelenjar gondok, sehingga konsentrasi iodium dalam kelenjar menjadi rendah. Selain itu, zat goiterogenik dapat menghambat perubahan iodium dari bentuk anorganik ke bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat (Linder, 1992).
Menurut Chapman (1982) goitrogen alami ada dalam jenis pangan seperti kelompok Sianida (daun + umbi singkong, gadum, rebung, dan terung) ; kelompok Mimosin (pete cina dan lamtoro) ; kelompok Isothiosianat (daun pepaya) dan  kelompok Asam (jeruk nipis, belimbing wuluh dan cuka).
C.     Dampak Gaky
1.      Pada ibu hamil dan Janin
Perkembangan otak janin sangat tergantung pada hormon tiroid ibu pada trimester pertama kehamilan, bila ibu kekurangan yodium maka akan berakibat pada rendahnya kadar hormon tiroid pada ibu dan berdampak pula pada janin. Dalam trimester kedua dan ketiga kehamilan, janin sudah dapat membuat hormon tiroid sendiri, namun karena kekurangan yodium dalam masa ini maka juga akan berakibat pada kurangnya pembentukan hormon tiroid, sehingga berakibat hipotiroidisme pada janin.
2.      Neonatus
Kekurangan yodium pada janin akibat ibunya kekurangan yodium. Keadaan ini akan menyebabkan besarnya angka kejadian lahir mati, abortus, dan cacat bawaan. Akibat lain yang lebih berat pada janin yang kekurangan yodium adalah kretin. Setiap Penderita Kretinisme akan mengalami defisit sebesar 50 point dibawah normal.
Kretin endemik ada dua tipe, yaitu :
a.     Tipe nervosa, ditandai dengan retardasi mental, bisu tuli, dan kelumpuhan spastik pada      kedua tungkai.
b.      Tipe hipotiroidisme, yang ditandai dengan kekurangan hormon tiroid dan kerdil.
3.      pada masa anak
Hipotiroid yang dialami anak pada saat masih janin memiliki dampak pada IQ anak tersebut. Meskipun pada masa ini anak tersebut diperbaiki konsumsi yodiumnya, hal itu tetap tidak berpengaruh pada kecerdasan otaknya karena perkembangan otak ketika janin telah terhambat karena kekurangan yodium tersebut.
4.      Pada orang dewasa
Pada orang dewasa, dapat terjadi gondok (Setiap penderita Gondok akan mengalami defisit IQ Point sebesar 5 Point dibawah normal) disertai komplikasi yang sering terjadi yaitu hipotiroidisme, bodoh, atau hipertiroidisme karena adanya benjolan/modul pada kelenjar tiroid yang berfungsi autonom. Bahkan dampak terparahnya adalah dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker kelenjar tiroid bila terkena radiasi.
Total Goiter Rate (TGR) adalah Angka prevalensi gondok yang dihitung berdasarkan semua stadium pembesaran kelenjar gondok, baik yang teraba (palpable) maupun yang terlihat (visible). TGR digunakan untuk menentukan tingkat endemisitas Gaky.
Klasifikasi TGR adalah sebagai berikut:
a.     Grade 0 : Normal; Dengan inspeksi tidak terlihat, baik datar maupun tengadah maksimal, dan dengan palpasi tidak teraba.
b.      Grade IA; Kelenjar Gondok tidak terlihat, baik datar maupun penderita tengadah maksimal, dan palpasi teraba lebih besar dari ruas terakhir ibu jari penderita.
c.       Grade IB; Kelenjar Gondok dengan inspeksi datar tidak terlihat, tetapi terlihat dengan tengadah maksimal dan dengan palpasi teraba lebih besar dari Grade IA.
d.     Grade II; Kelenjar Gondok dengan inspeksi terlihat dalam posisi datar dan dengan palpasi teraba lebih besar dari Grade IB.
e.      Grade III; Kelenjar Gondok cukup besar, dapat terlihat pada jarak 6 meter atau lebih. 
Dampak sosial yang ditimbulkan oleh Gaky berupa terjadinya gangguan perkembangan mental, lamban berpikir, kurang bergairah sehingga orang semacam ini sulit dididik dan di motivasi. Sedangkan dalam sisi ekonomi produktivitas orang tersebut akan terganggu karena fisik yang lesu tidak dapat dipaksakan untuk bekerja
D.    Penanganan Gaky
Pada dasarnya penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kekurangan yodium tidak dapat disembuhkan namun hanya dapat ditangani dengan mencukupi kebutuhan yodium yang diperlukan oleh tubuh sebelum penyakit-penyakit tersebut muncul, salah satunya dengan mengkonsumsi garam beryodium.
Selain mengkonsumsi garam beryodium, berikut ini ada beberapa upaya penanggulangan terhadap gaky, diantaranya :
1.      Memberikan kapsul Yodium bagi ibu hamil terutama daerah endemik gondok.
Adapun dosis kapsul yang diberikan berbeda-beda  sesuai yang dianjurkan, yaitu :
Untuk anak usia sekolah dasar yang berada pada daerah endemik berat cukup diberikan 1 kapsul/tahun. Sedangkan untuk daerah endemik sedang dan berat; 2 Kapsul/tahun setara dengan 200 mg untuk Wanita Usia Subur, 1 Kapsul /tahun untuk Ibu hamil dan 1 Kapsul selama menyusui untuk Ibu Menuyusui.
Mengingat dalam garam beryodium terdapat unsure natriun, maka konsumsi garam beryodium harus dibatasi. Kelebihan mengkonsumsi natrium dapat memicu timbulnya Stroke yaitu pecahnya pembuluh darah pada otak yang dapat  menyebabkan kematian.
2.      Penyuluhan tentang Yodium secara kontinue.
3.      Kerjasama Lintas sektoral tentang pembagian garam yodium secara gratis di daerah endemik gondok.
4.      Peningkatan konsumsi bahan pangan yang mengandung yodium seperti sayuran dan ikan laut.
5.      Melakukan pemeriksaan secara teratur bagi penderita gondok jika mempunyai permasalahan dengan pembesaran kelenjar tiroid.
6.      Pemberian suntikan larutan minyak beryodium kepada penderita kekurangan yodium.
 
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Yodium merupakan unsur kimia bukan logam, biasanya berbentuk kristal, diperlukan oleh kelenjar tiroid untuk membentuk tiroksin untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangan mulai dari janin sampai dewasa.
2.      Secara umum ada tiga faktor yang berhubungan dengan Gaky, yaitu :
a.       Faktor geografis
b.      Faktor kualitas kandungan yodium dalam bahan makanan
c.       Faktor Bahan Pangan Goiterogenik
3.      Dampak Gaky berbeda-beda sesuai dengan usia, setiap usia memiliki risiko masing-masing.
4.      Penanganan terhadap Gaky hanya bisa teratasi jika ada intervensi dari semua pihak. Penanganan yang bisa dilakukan adalah :
a.       Memberikan kapsul yodium
b.      Penyuluhan tentang Yodium secara kontinue.
c.       Kerjasama Lintas sektoral tentang pembagian garam yodium secara gratis di daerah endemik gondok.
d.      Peningkatan konsumsi bahan pangan yang mengandung yodium seperti sayuran dan ikan laut.
e.       Melakukan pemeriksaan secara teratur bagi penderita gondok jika mempunyai permasalahan dengan pembesaran kelenjar tiroid.
f.       Pemberian suntikan larutan minyak beryodium kepada penderita kekurangan yodium
B.     Saran
1.  Sebaiknya penyuluha tentang yodium dan Gaky lebih ditingkatkan agar semua lapisan masyarakt dapat memahami dan mengonsumsi yodium agar dapat mencegah Gaky.
2.    Dengan mengetahui faktor penyebab Gaky seharusnya pemerintah juga masyarakat mampu   mengatasi masalah tersebut sesuai dengan masing-masing faktor penyebab.
3.   Dengan mengtahui dampak Gaky yang terjadi pada setiap kalangan atau usia berbeda-beda maka seharusnya tenaga medis mudah mendeteksi masalah yang timbul.sehingga penanganannya lebih cepat dan terpusat.
4.  Sebaiknya penanganan terhadap Gaky dilakukan sesuai tingkat keparahan dan kebutuhan pengobatan itu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar